desain


DESAIN INTERIOR 


Pengertian Desain Interior

Desain interior adalah proses penyusunan dan penciptaan elemen-elemen interior agar menjadi suatu kesatuan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu, baik pada aspek estetis, maupun keamanan dan kenyamanan ruangan.

Pengertian di atas diperkuat oleh pernyataan Suptandar (1995, hlm. 11) bahwa desain interior adalah ilmu atau cara pengaturan ruangan, sehingga memenuhi persyaratan untuk memperoleh kenyamanan, kepuasan, kebutuhan fisik, dan spiritual serta keamanan bagi pemakainya tanpa mengabaikan faktor estetika.

Sejarah Desain Interior

Sama seperti seni rupa, sejarah desain juga sangat bergantung pada peninggalan-peninggalan artefak yang berhubungan dengan desain interior. Hal ini berlaku pula untuk desain interior. Berdasarkan artefak-artefak yang ditemukan, tampak bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan desain interior yang berbeda-beda. Setiap peradaban mengembangkan gaya furnitur dan hiasan ruang  berdasarkan budaya dan ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing.

Perkembangan Interior di Mesir, Yunani dan Romawi Kuno

Salah satu peradaban tertua yang diketahui telah lama mempraktikan desain interior adalah peradaban Mesir Kuno. Dengan demikian, kita dapat merunut perkembangan peradaban Mesir Kuno untuk mengetahui sejarah perkembangan desain interior. Banyak tradisi seni yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno telah memiliki ketrampilan kekriyaan yang tinggi. Masyarakat mesir mampu  menciptakan berbagai produk seni yang estetis meskipun dengan peralatan yang cukup terbatas.

Seni inlay pada furnitur merupakan penemuan berharga yang ditemukan oleh masyarakat mesir kuno. Bahkan penemuan itu hingga kini masih tetap digunakan. Selain itu Mesir adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur  yang hebat, yang sedari dulu telah menggunakan sambungan konstruksi yang hingga kini masih lazim digunakan, seperti: konstruksi dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965, hlm. 312).

Selain Mesir, beberapa kebudayaan kuno lain yang dapat menjadi awal-mula desain interior adalah Yunani Kuno dengan bangunan kunonya yang lebih fokus pada kuil dan bangunan publik (milik bersama) yang berfungsi religi. Kemudian bangsa Romawi yang merupakan kebalikan dari Yunani, terkenal dengan bangunan dan interior yang lebih praktis untuk kepentingan duniawi.

Perkembangan Interior Zaman Renaisans

Perkembangan utama dalam sejarah desain interior juga dapat dilihat pada zaman renaisans di Itali, di mana seluruh kegiatan seni mencapai puncak kejayaannya. Pada zaman ini, perkembangan seni dbanyak didukung oleh kaum bangsawan dan orang berpengaruh melalui kekayaan hartanya (Wealle, 1982, hlm. 215).

Axel von Saldem (1987) dalam riset sejarah desain yang dilakukannya menemukan bahwa pada akhir abad ke-16, di Itali terdapat kata “ designo esterno” yang berarti “karya yang sudah terlaksana”. Saat itulah desain interior dan dekorasi interior mulai mendapatkan peran yang khusus sehingga diduga bahwa sejarah desain interior dimulai dari zaman ini.

Elemen elemen desain interior

Untuk membawa kita pada pemahaman yang lebih lanjut, mengetahui elemen-elemen atau unsur-unsur dasar pembentuk interior adalah hal utama yang harus diketahui. Mengetahui unsur pembentuk, berarti mengetahui juga hal apa saja yang dapat dirancang dan diperhatikan untuk membuat desain interior yang baik.

Oleh karena desain interior adalah salah satu cabang ilmu dari seni rupa, maka elemen-elemen serupa dari elemen seni rupa juga dapat ditemukan, seperti: garis, titik, bidang, tekstur, warna, ruang, dsb. Namun desain interior memiliki elemen unik dan spesifik yang harus diperhatikan ketika merancangnya. Beberapa elemen unik dari desain interior tersebut akan dijabarkan pada poin-poin di bawah ini.

1. Lantai



Lantai merupakan batas bawah bagi interior sebuah ruang. Lantai terbentang secara horizontal. Banyak treatment yang dapat diterapkan pada lantai mulai dari: jenis material, perbedaan ketinggian lantai, dan pengaplikasian bentuk.

2. Dinding



Dinding merupakan elemen interior yang menyekat interior ruang. Dinding membentang secara vertikal dan merupakan bidang paling dominan dalam ruang bangunan. Dinding dapat diaplikasikan dengan berbagai jenis material finishing, material pembentuk, pencahayaan, dsb.

3. Langit-Langit / Ceiling



Langit-langit merupakan pembatas interior yang terbentang secara horizontal di bagian atas interior. Unsur langit-langit umumnya tidak begitu diperhatikan oleh masyarakat awam, namun dengan perancangan menarik, dapat menghasilkan efek yang lebih baik. Langit-langit dapat dimodifikasi mulai dari penggunaan jenis materialnya, perbedaan ketinggian, dan varian bentuk.

4. Elemen Estetis

Interior harus mengandung elemen estetis yang mengacu pada prinsip desain seperti proporsi, skala ruang, keseimbangan, dan kesatuan ruang. Jika memungkinkan suatu interior harus diberi benda seni yang bernilai estetis untuk memperindahnya.

5. Elemen Bukaan

Yang dimaksud dengan bukaan pada elemen ruang adalah jendela, pintu, dan lubang ventilasi. Dengan perancangan bukaan yang baik, maka akan berjalan sirkulasi udara yang baik, sehingga ruangan menjadi nyaman dan sehat.

6. Elemen Cahaya

Interior ruang memerlukan pencahayaan yang cukup intensitasnya. Terang disebagian tempat, atau ada opsi pengontrol untuk meredupkannya juga. Ambience ruang akan terbentuk dengan adanya pengaplikasian pencahayan yang baik.

Tren intrior yang terinspirasi dari gaya pakaian tersebut dibagi tiga, yaitu Habitation Living, Golden Hour, dan Vibrant Heritage.

1. Interior Desain Dengan Tema Golden Hour


Pertama, tema interior Golden Hour yang terinspirasi dari ciri khas cewek Mamba. Umumnya, penggunaan warna dalam interior desain Golden Hour meliputi warna-warna megah seperti hitam, emas, putih, dan abu-abu.
Nuansa warna tersebut bisa memberikan kesan dramatis nan mewah ke ruangan. Nah, palet warna ini cocok untuk kamu yang suka pada warna-warna gelap dan suasana ruangan yang elegan, seperti berikut ini.

Komentar